Desa Panglipuran. Desa yang satu ini kalah tenar
dibanding Desa Trunyan dan Desa Tenganan. Desa yang terletak di
Kabupaten Bangli ini perlu menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari Ubud,
Gianyar.
Jika Anda mampir ke desa ini, maka bersiaplah terheran
karena sangat jarang turis domestik yang berwisata ke Desa Panglipuran.
Sebaliknya, turis asing terutama usia lanjut usia banyak yang mendatangi
Desa Panglipuran.
Keunikan desa ini adalah tata desa yang begitu
rapi dan cantik. Bukan sekedar arsitektur khas Bali yang memang unik,
tetapi rumah-rumah di desa ini diatur seragam. Pengunjung seakan
terlempar ke dimensi lain dengan rumah-rumah berpagar sama hingga
berpintu sama.
Rumah-rumah ini tertata di kanan dan kiri jalan
utama. Jalan utama berbatu selaras dengan pintu atap berbatu. Jalanan
ini menanjak ke atas dan membagi desa ke tiga bagian sesuai konsep Tri
Hita Karana (hubungan manusia dengan sesama, manusia dengan alam, dan
manusia dengan Tuhan).
Saat Anda berjalan di jalan ini, Anda
seakan-akan sedang melakukan sebuah perjalanan spiritual. Ya, di ujung
jalan itu, tepat di paling atas adalah Pura Penataran sebagai tempat
paling suci dan tempat sembahyang para penduduk setempat.
Tak
hanya arsitekturnya yang khas, penduduk Desa Panglipuran sangat ramah.
Mereka tak segan-segan menawari pengunjung untuk mampir dan masuk ke
dalam rumah. Di dalam, Anda bisa berfoto-foto dan melihat langsung dapur
yang masih menggunakan kayu bakar. Beberapa rumah juga menjual aneka
suvenir hasil karya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar